When God Say No to Our Prayer

Dikehidupan ini pastinya setiap orang memiliki cita-cita atau harapan atas kehidupannya. Di tradisi ulang tahun, selalu ada moment "make a wish" iya kan? Ini berarti kita mengharapkan cita-cita kita dalam perwujudan doa kepada TUHAN YME, memohon agar TUHAN mengabulkan permintaan kita atas cita-cita itu. 

Tapi tidak berarti hanya pada saat ulang tahun saja kita baru boleh memiliki impian atau cita-cita. Kalau tiap hari kita memiliki impian baru itu juga sah-sah aja. Toh yang lebih penting dari memiliki impian agar terwujud adalah usaha kita untuk mencapainya. Namun, jangan lupa usaha kita akan sia-sia bila kita tidak ingat kepada Yang Maha Kuasa. Ingatlah selalu, TUHAN pasti ada disisi kita, dan Ia mau kita senantiasa mengandalkanNYa disetiap usaha kita.

Untuk setiap doa kita kepada TUHAN, I think GOD has 3 answers for our prayer :
a. Yes.
b. No, I know another better than yours.
c. No.

Tentu donk kita slalu ingin smuanya dikabulin, berharap TUHAN menjawab 'Yes' untuk setiap keinginan kita, apapun yang kita cita-citakan. Siapa sih yang ga ingin kalau keinginannya dikabulin? Namun guys, pernahkan kalian mencoba refleksikan kembali apakah impian kalian itu memang yang terbaik buat kamu dan sesama?
Misalnya, seorang pengusaha roti di salah satu kota kecil (sebut saja kota X) di pulau Jawa, kita sebut saja ia Mr. A. Mr. A memohon pada TUHAN agar produk rotinya bisa diterima oleh masyarakat di kota X. Ia diberkati oleh TUHAN luar biasa, usahanya laris manis dipasaran lokal dan dari luar kota X banyak memesan rotinya itu. Ia mengucap syukur pada TUHAN atas berkat yang ia terima, kini ia pun berambisi melebarkan sayap usahanya ke seluruh penjuru pulau Jawa. Ya, sekali lagi TUHAN mengizinkannya, usaha Mr. A sudah mapan, produk rotinya diakui oleh masyarakat pulau Jawa. Saking banyaknya orderan yang masuk tiap hari, kini Mr. A lebih sibuk mengurusi usahanya itu. Ia sering pergi ke luar kota untuk mengevaluasi kualitas produksi rotinya yang ada di beberapa daerah di pulau jawa. Hari Minggu biasanya ia menyempatkan diri untuk beribadah dan berkumpul bersama keluarga kini telah digantikan oleh aktivitas kunjungan ke pabrik-pabrik rotinya. Sorenya ia sibuk menyoba resep-resep baru hasil kreativitasnya. Waktu untuk keluarganya makin sempit, anak istrinya jarang bertemu dengannya. Suatu hari ia mendapat tawaran untuk membeli lahan di luar pulau dengan harga terjangkau, ia tergiur, dan ia semakin mantab untuk melebarkan sayap ke luar pulau, ambisinya kini ia ingin menguasai pasar nasional dan negeri jiran. Ia membeli tanah tersebut dan membangun pabrik rotinya. Pada  bulan awal pemasaran rotinya disana menunjukan hasil luar biasa, ia berpikiran untuk merekrut sahabatnya menjadi kepala cabang di luar pulau dan beberapa daerah di pulau Jawa. Ia percaya total, bahwa temannya yang pandai bisnis ini akan mampu membawa keuntungan luar biasa baginya. Namun, diluar dugaan, disaat ambisinya untuk menguasai pasar nasional dan negeri jiran hanya bertahan selama 3 bulan. Usahanya mengalami pailit. Temannya sendiri telah mempailitkan perusahaan yang ia bangun dari nol. Ia marah luar biasa, berbagai tuduhan penipuan saham menghampirinya. Ia ingat bahwa sudah lama ia lupa pada TUHAN. Ia protes, TUHAN!!! KENAPA KAU KEJAM PADAKU? AKU INGIN USAHAKU SUKSES DI NASIONAL DAN INTERNASIONAL.... BUKANKAH AKU SUDAH BILANG PADAMU AKU AKAN MEMAKAINYA UNTUK KEMULIAANMU? TAPI KENAPA KAU MEMBIARKAN PERUSAHAANKU PAILIT DAN AKU YANG HARUS MENANGGUNG KESALAHAN TEMANKU?! KENAPA KAU MEMBUAT TEMANKU JADI KEJAM PADAKU?!!!"
Ditengah amarahnya, ia mendengar seperti ada seseorang yang berkata padanya "Sudah cukup Kasih KaruniaKu kepadamu, Aku tidak mengizinkan impianmu ini terwujud, karena kau telah melupakan Aku lebih dahulu, dan kau membuat anak istrimu menjadi kesepian. Aku ingin kau menyadari kesalahanmu, nak. PeringatanKu selalu kau abaikan, maka Aku memutuskan menamparmu, hatiKu sungguh sakit ketika Aku harus menamparmu. Namun ini demi kebaikanmu, agar kau tak salah melangkah lebih jauh."
Mr. A hanya meringis "KAU SEBUT INI DEMI KEBAIKANKU?!! HAH??!!!"
"AnakKu, Aku tak akan membiarkanmu menderita, kau sanggup melewati ini semua. Aku benar-benar mencintaiMu... dan Aku ingin kau tahu, bahwa Aku sudah menyiapkan rencana yang lebih indah dari semua ambisimu... Aku selalu menantikanmu untuk kembali kepadaKu nak, Aku merindukanmu."
Mr. A tersungkur, ia menangis sekencang-kencangnya, ia merasa tak layak TUHAN berkata langsung padanya di hatinya itu. Ia tahu hatinya sudah teramat kotor dengan ambisinya itu. Kini ia mengerti kenapa TUHAN menjawab TIDAK atas impiannya, andai ia dari awal lebih peka akan suara TUHAN dan menurutinya ia yakin ia tak akan mengalami hal ini. Kini ia berani menghadapi setiap proses hukum dan benar apa janji TUHAN, temannya yang melarikan diri dapat ditangkap dan setiap perkataan bohong temannya dapat terungkap kebenarannya. Maka Mr. A bebas dari tudingan penipuan. Seusai persidangan akhirnya, ada seseorang penatua menghampirinya dan mengajaknya untuk bergabung dengan perusahaan event organizer terkenal di Indonesia, yang sudah dipercaya untuk menghandle event" nasional maupun konser-konser artis luar Indonesia. Walau latar belakang Mr. A berbeda jauh, ia pun bersedia menerimanya dan belajar dari awal. Selain itu, usaha rotinya makin dipulihkan, anaknya yang rupanya juga belajar dari ayahnya, kini ia memantabkan dirinya menekuni dunia cake, dan hasil usahnya tak sia-sia... sekarang ia menerima banyak pesanan. Baik cake maupun tart untuk acara wedding dan pesta ultah membajirinya. Selain itu Mr. A juga bisa memilki beberapa saham dibeberapa perusahaan ternama. 

Guys, sometimes GOD said NO to your wishes, because He knows the best for you. So keep staying in GOD's PRESSENCE. Walau TUHAN menjawab tidak atas doa kita, percayalah Ia tak akan membiarkan kau dipermalukan, disetiap kata TIDAKNYA tetap ada berkat yang luar biasa. Dan itulah salah satu caraNya untuk menyelamatkan kita yang (mungkin) telah salah memilih jalan.
GBU ^^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

THIS IS MY CALLING, MY PRIDE

Only by His Grace

Ich werde von der größten Liebe geliebt